PENDELEGASIAN WEWENANG
fatmaaasgh.blogspot.com
12/25/2014 05:10:00 AM
1 Comments
PENDELEGASIAN WEWENANG
Pengertian Pendelegasian Wewenang
Delegasi wewenang
adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Pendelegasian adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab kepada
orang lain. Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya rutinitas sebaiknya didelegasikan
ke orang lain agar seorang manajer dapat menggunakan waktunya itu untuk
melakukan tugasnya sebagai seorang manajer.
Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan
pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka
dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator (pimpinan). Pendelegasian
wewenang merupakan proses yang bertahap yang menciptakan pembagian kerja,
hubungan kerja dan adanya kerja sama dalam suatu organisasi/perusahaan. Pendelegasian
wewenang dapat memperluas ruang gerak dan waktu seorang manager.
Berikut adalah definisi atau pengertian dari Delegasi oleh beberapa pakar :
- Drs. H. Malayu S.P Hasibuan : Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate (utusan) untuk dikerjakannya atas nama delegator.
- Raplh C. Davis : Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika kita menyerahkan wewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
Macam-macam pandangan wewenang formal
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan
hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu
organisasi.Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1. Teori formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan anugrah, ada karena
seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang
berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri
sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk
organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada
siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar
wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi
(influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang
memutuskan untuk menerima atau menolak.
Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda.
Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah
kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan
atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
3. Wewenang Lini, Staf, Dan Fungsional
Wewenang Lini (line authority) adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu
atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang
perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan
melalui tingkatan organisasi.
Wewenang Staf (staff authority) adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis
untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini.
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau
dengan menggabungkan ketiganya
Ada 2 tipe staf :
- Staf pribadi , dibentuk untuk memberikan saran,bantuan dan jasa kepada seorang manajer (individual)
- Staf spesialis, disebut sebagai “asisten pribadi” /”asisten staf” untuk memberikan saran,bantuan dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi, disebut spesialis karena fungsinya sempit dan membutuhkan keahlian khusus
Wewenang Staf Fungsional (functional staff authority) adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
Keuntungan Wewenang Fungsional :
Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang
Kerugian Wewenang Fungsional :
Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan
“melayani dua tuan”. Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen.
Sumber Konflik Lini-Staf Faktor-faktor yang dapat menimbulkan berbagai konflik
di antara departemen dan orang-orang lini dan staf :
- Perbedaan umur dan pendidikan
- Perbedaan tugas
- Perbedaan sikap
- Perbedaan posisi
POLA PENDELEGASIAN
Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus
dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian pesuruh/babu
"Jalankan ini, jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu, dsb."
Pendelegasian yang sebenarnya tidak berfokus pada prosedur- prosedur dan
cara-cara yang digunakan, tetapi terarah kepada upaya pencapaian sasaran/target
dan hasil-hasilnya. Prosedur dapat ditetapkan dalam polis/suatu ketentuan,
tetapi cara/metode harus dicari sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja.
Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian penata layanan, yaitu
pendelegasian yang berwawasan serta bertujuan melayani. Aspek-aspek
pendelegasian ini dikemukakan di bawah ini.
Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya
menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan
dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga",
serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap
pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi bidang
berikut.
Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada
waktu depan yang telah ditentukan ("desired results"). Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan
bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban
membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas,
baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan
pedoman-pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja
dengan baik/patut.
Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian
menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara
lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai
seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban
("responsibility" dan "accountability"). Pendelegasian
menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang
diwujudkan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat
dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan
akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang
akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu
pekerjaan atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui
evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil
kerja atau produk yang telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan
apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana,
ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.
Ada alasan delegasi itu diperlukan,di antaranya :
- Memungkinkan atasan dapat mecapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri
- Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien
- Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan
- Dapat mengembangkan keahlihan bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan.
- Karena atsan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.
- Pendelegasian memungkinkan manajer perawat mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendri.
- Agar organisasi berjalan lebih efisien.
- Ppendekatan memungkinkan manajer perawatvdapat memusatkan perhatian terhadap tugas tugas prioritas yang lebih penting.
- Dengan pendelegasian,memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang,bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau kerbrhsilan.
- Manfaat Pendelegasian Wewenang
- Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi
- Memberikan keputusan yang lebih baik
- Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
- Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif.
Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah :
- Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
- Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan.
- Ketidak percayaan kepada bawahan. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah :
- Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko.
- Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
- Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
- Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar
Syarat Untuk Delegasi Yang Efektif
a. Kesediaan manajer untuk memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan.
b. Komunikasi yang baik antara manajer dan bawahan.
c. Meningkatkan kompleksitas tugas yang dilimpahkan dan derajat pelimpahan dalam suatu jangka waktu tertentu.
Prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif adalah:
- Prinsip Skalar
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan
tingkat paling tinggi dengan tingkat paling bawah.
Garis otoritas yang
jelas ini memudahkan anggota organisasi untuk megetahui:
a. Kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. Siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. Kepada siapa dia bertanggung jawab
Dalam proses penyusunan garis otoritas diperlukan kelengkapan
pendelegasian wewenang, yaitu semua tugas yang diperlukan dibagi habis.
Hal ini digunakan untuk menghindari:
a. Gaps, yaitu tugas-tugas yang tidak ada penangung jawabnya
b. Overlaps, yaitu tanggung jawab untuk satu tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu orang
c. Splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu-satuan organisasi
- Prinsip kesatuan perintah (unity of command)
Menyatakan setiap orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan.
Melapor pada lebih dari satu orang akan menyulitkan seseorang untuk
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan perintah siapa
yang harus diikuti. Bertanggung jawab kepada lebih dari satu atasan juga
akan membuat bawahan dapat menghindari tanggungjawab atas pelaksanaan
tugas yang jelek dengan alasan banyaknya tugas dari atasan lain.
Tanggungjawab, wewenang, dan akuntabilitas
Ketika mendelegasikan pekerjaan, akan berguna jika kita selalu mengingat
perbedaan penting antara konsep-konsep wewenang, tanggung jawab, dan
akuntabilitas.
Tanggung jawab ( responsibility ) berarti bahwa seseorang diberikan satu
tugas yang seharusnya ia kerjakan. Ketika mendelegasikan tanggung jawab
atas suatu pekerjaan, manajer hendaknya mendelegasikan cukup wewenang
kepada bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Wewenang, ingat
kembali, berarti bahwa seseorang memiliki kekuasaan dan hak untuk
mengambil keputusan, memberikan perintah, menggunakan sumber daya, dan
melakukan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawabnya,
fronisnya, cukup lazim bagi seseorang untuk memiliki tanggung jawab
lebih bayak daripada wewenagnya; mereka harus memberikan kinerja sebaik
mungkin melalui taktik-taktik pengaruh secara informal sebagai ganti
dari mengandalkan diri sepenuhnya pada wewenang.
Ketika manajer mendelegasikan tanggung jawab, bawahan akan dianggap
bertanggung jawab atas pencapaian hasil. Akuntabilitas (Accountability)
berarti bahwa manajer bawahan tersebut memiliki hak untuk mengharapkan
bawahan melaksanakan pekerjaan, dan hak untuk mengambil tindakan
perbaikan jika bawahan gagal untuk melaksanakannya. Bawahan harus
memberikan laporan keatas mengenai status dan kualitas dari kinerjanya
untuk tugas yang diberikan.